Ketika Saya Bingung : Mana yang Lebih Dulu, Adab atau Ilmu?
.jpg)
Latar belakang keresahan saya bermula dari satu hal yang agak mengganjal di hati: kok bisa, ya, ada orang yang percaya begitu saja pada seseorang yang mengaku nabi? Atau bahkan rela mencium kaki dan meminum air bekas seorang kiai—bahkan tisu bekas keringatnya pun sampai jadi rebutan. Awalnya saya hanya geleng-geleng kepala. Tapi lama-lama, ini bukan sekadar fenomena aneh. Ini menyimpan sesuatu yang dalam: sebuah pola pikir. Saya mulai berpikir: barangkali mereka begitu karena terlalu mendahulukan adab, tapi melupakan timbangan ilmu. Mereka hormat, iya. Tapi tanpa nalar kritis dan dasar syar'i yang kokoh. Dan ternyata, tidak sedikit ulama pun yang menekankan bahwa adab itu nomor satu. Bahkan ada yang berkata, “Adab sebelum ilmu.” Tapi di sisi lain, saya juga dibuat heran oleh mereka yang mendewakan ilmu. Yang terlihat cerdas, punya segudang gelar, hafal banyak dalil... tapi justru berani melakukan korupsi,...